Harga Daging Sapi Meningkat Tinggi, Pemerintah Diminta Tak Bergantung ke Australia Saja

Jakarta - Harga daging sapi dalam negeri tengah melambung, harganya kini bahkan menyentuh angka Rp 160.000 per kg di pasar tradisional.

Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Martin Manurung, mengatakan lonjakan harga daging sapi dalam negeri disebabkan oleh ketergantungan Indonesia pada sapi impor Australia.

Padahal, populasi sapi di Negeri Kanguru itu sedang menipis.

"Mahalnya harga sapi di dalam negeri terjadi karena untuk memenuhi permintaan daging sapi dalam negeri, pemerintah melakukan impor daging yang mayoritas berasal dari Australia, sedangkan saat ini Australia sedang melakukan upaya re-populasi setelah kekeringan sehingga populasi sapi terbatas," kata Martin kepada Alasra, Jumat (25/2).

Untuk itu, menurut Martin, Indonesia perlu membuka persaingan impor sapi dari banyak negara.

Menurutnya Indonesia bisa melakukan kerja sama impor dengan negara lain seperti Meksiko, Brasil atau India agar Indonesia tak tergantung pada satu negara saja.

"Indonesia sangat bergantung kepada Australia, sehingga ketika ada gejolak produksi sapi di Australia, maka Indonesia mendapatkan imbasnya," jelasnya.

Dengan begitu, kata Martin, Indonesia bisa menstabilkan lonjakan harga daging sapi sehingga permasalahan lonjakan harga seperti saat ini tak akan terjadi.

"Namun yang perlu menjadi catatan adalah jangan sampai mengimpor daging sapi dari negara yang belum bebas dari penyakit kuku dan mulut (PMK)," tambahnya.

Sebelumnya, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Jaringan Pemotong dan Pedagang Daging Indonesia (JAPPDI), Asnawi juga mengatakan jika pasokan daging sapi Indonesia ini terlalu bergantung pada sapi impor Australia.

Asnawi menjelaskan, konsumsi terbesar daging sapi nasional ada di 3 provinsi yakni DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat.

Dari total kebutuhan ketiga provinsi tersebut sebesar 93 persen mengandalkan sapi impor Australia.

"Dari posisi 3 Provinsi itu, dalam kondisi saat ini 93 persen kebutuhan konsumsi itu dipasok dari sapi impor Australia.

Sedangkan sapi lokal itu hanya mampu memenuhi pangsa pasar 7 persen," jelas Asnawi.

Harga Sapi di Australia Juga Naik


Selain populasinya yang tengah menipis, harga sapi di Negeri Kanguru juga sedang melonjak.

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perdagangan, Juan Permata Adoe mengatakan saat ini harga sapi di Australia dibanderol seharga AUD 5,53 per kg bobot hidup.

"Pada akhir bulan Desember, sapi bakalan Guides Darwin dipasarkan dengan harga sekitar AUD 4,70 per kg bobot hidup dengan beberapa spekulasi bahwa harga AUD 5.00 mungkin bisa terjadi dalam beberapa bulan mendatang.

Pada akhir bulan Januari, sapi bakalan Darwin dijual dengan harga AUD 5,35 per kg bobot hidup atau lebih," kata Juan.

Adapun total impor sapi Indonesia dari Australia, kata Juan, sepanjang tahun 2021 lalu adalah sebanyak 409.040 ekor.

Jumlah itu menurun dari tahun sebelumnya karena populasi sapi di Australia sedang berkurang.

"Complete tahunan ekspor Australia ke Indonesia selama tahun 2021 adalah 409.040 ekor yang terdiri dari 406.781 ekor sapi bakalan dan 2.259 ekor indukan.

Jumlah ini menunjukkan pengurangan 13 persen dari 12 bulan sebelumnya," jelas Juan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mendag Mengatakan 5 Miliar Babi di China yang Bikin Harga Kedelai di Indonesia Mahal